Langsung ke konten utama

Berbincang mimpi



Aku tersenyum melihat Rey yang telah berpenampilan gagah dengan jas hitam tebal yang membalutnya, Rey juga tersenyum kearah Ku yang masih terpaku karena terpesona dengan penampilannya.

Rey :"kak, ye... senyum-senyum aja ayo masuk!" Dengan cepat Aku menggeleng kepala dengan tingkahnya yang masih sama seperti dulu. Aku memang masih terpaku dengan kesuksesannya rumahnya yang kini dihadapan ku membuat ku tak percaya karena Rey bisa mewujudkan kata-katanya dulu, sebuah lelucon yang menjadi kenyataan. Sangatlah fantastis bukan!.

Aku melangkah masuk kedalam rumah itu tak lupa Aku ucapkan salam sebelum masuk, dan salamku dibalas oleh penghuni rumah itu sendiri yaitu Muhammad Rey Rekhan. Disini Aku masih tak percaya Rey yang Aku kenal 20 tahun yang lalu masih sama yang aku lihat sekarang cuma penampilannya saja yang berbeda, menakjubkan bukan.

Rey :"duduk kak!" Dengan tingkahnya yang masih sama membersihkan tempat duduk yang akan aku tempati.

Black to Kenangan terindah

Aku :"Rey! Kamu mau kemana?" Aku dengan melipatkan kedua tangan ku didepan dada.

Rey :"pergi." Dengan mendekatkan wajahnya ke arahku. Dengan cepat Aku menampar wajahnya dengan Pelan.

Aku :"udah izin?"

Rey :"kak, ayolah... jangan beritahu bapak ya..." Dengan senyum-senyum kearah Ku dengan kedua tangan dilepat didepan dadanya, nadanya yang sangat memelas dan penuh permohonan. Aku mengambil nafas panjang dan membuangnya sembarangan.

Aku :"kebiasaan deh... Nanti aku yang repot! Kalau kemana-mana izin dulu sama orang tua ngapa?"

Rey :"duduk-duduk dulu Bu nyai." Sembari membersihkan tempat duduk yang akan dipersilahkan untuk ku.

Aku :"Rey! Pokoknya jangan pergi kalau nggak izin sama bapak ataupun ibu!"

Rey :"kak, Rey sebelum sore udah ada dirumah ko, Rey janji!"

Aku :"izin."

Rey :"ya.. kakak nggak asik." Dengan melangkah pergi meninggalkan ku seorang diri.


Rey :"kak, tadi ko sendirian datangnya?"

Aku :"nggak, tadi kakak, sama Mas Akbar."

Rey :"oh. Sekarang Mas Akbar pergi?"

Aku :"ya.."

Rey: "kakak tuh, berubah ngapa jangan kalau ditanya panjang lebar jawaban simpel amat."

Aku :"Rey belum paham dengan jawaban kakak?"

Rey :"hemmm." Sambil menggaruk kepala yang sebetulnya tidak gatal. "Kakak, sama Mas Akbar juga gitu?" Aku yang mendapatkan pertanyaan seperti itu langsung tertawa lepas.

Aku : nggaklah, ya.. lagian situ kenapa tingkahnya nggak berubah?" Dengan masih sedikit tertawa. Rey bukanya menjawab malah senyum-senyum nggak jelas.

Rey :"bentar kak." Dengan masuk keruangan paling dalam entah rumah ini terlalu luas sehingga aku tak bisa menebak Rey mau kemana.

Tak berselang lama Rey membawa nampan yang berisi satu piring nasi berserta lauk pauknya serta dua gelas teh hangat.

Rey :"makan yuk?" Dengan menyodorkan nasi itu ke atas meja yang didepan ku. "Bu nyai, pasti Belum makan puluhan tahun lalu?" Lanjutnya. Dan langsung dibalas oleh ku dengan tertawa entah bagian mana yang lucu tapi jawabannya yang sangatlah ngaco.

Rey: "dulu, kakak, nggak akan makan kalau nggak makan sama aku? Sekarang kita udah nggak bareng-bareng lagi udah berapa lama?" Sembari memajukan wajahnya ke wajahku. Dengan cepat aku menjauhkan wajahku.

Aku :"Rey, kebiasaan! Udah beda kali dulu ya dulu, sekarang ya sekarang." Dengan nada ku yang sedikit jengkel. Langsung saja Rey tertawa lepas melihat ekspresi wajah ku.

Rey :"oke-oke sekarang kita bernostalgia aja kak." Dengan tawanya yang masih tersisa ditambah mencoba untuk tersenyum. Langsung saja aku mengangguk dan turu dari kursi kebesaran ku dan duduk dilantai yang Rey sendiri sudah bersiap dari tadi.

Tanpa basa-basi kami habiskan satu nasi satu piring itu berdua dan tak lupa dengan adegan zaman dahulu, sebuah momen yang langkah diera sekarang.

Setelah selesai makan Rey dan Aku menuju kebelakang tepatnya didapur untuk mencuci tangan dan menaruh piring dan gelas bekas makan tadi. Setelah itu Rey dan Aku pun kembali keruang tamu.

Rey :"duh... ngapain nih, gabut amat?"

Aku :"ya... emang biasanya situ ngapain?"

Rey :"pergi."

Aku :"kebiasaan." Dengan menepuk pundaknya.

Rey :"ya.. terus mau kemana dengan siapa mau berbuat apa.." aku hanya bisa tersenyum dengan kebiasaan nya itu yang kadang kala menjawab pertanyaan dengan lirik lagu. "Kak, keruangan tengah aja yuk! Biar bisa nyantai." Lanjutnya.

Aku :"Emang disini ngga bisa nyantai?" Tanya ku balik dan langsung dibalas dengan"nggeh Bu nyai." Tapi pada akhirnya Aku pun ikut Kemana kaki Rey melangkah.

Setelah sampai diruang tengah aku bisa merebahkan tubuhku begitu juga dengan Ray memang ruang ini membuat sedikit nyantai didukung dengan keadaannya yang tidak terlalu dingin tapi tidak pula terasa panas membuat aku merasa kantuk dan ingin rasanya tidur.

Rey :"kak, menurut kakak apalagi yang kurang?"

Aku :"tuhkan, mulai rakus."

Rey :"kak, kita bolehkan bermimpi dan mewujudkan mimpi itu?"

Aku :"iya, tapi bedakan antara rakus dan mimpi itu tidak sama Rey?"

Rey :"kak, Rey tau. Dan Rey nggak rakus! Kalau Rey rakus nggak mungkin Rey bagi makanan minuman dan kenyamanan rumah Rey kepada kakak." Aku tak dapat mengelak ini pertama kalinya aku kalah dengan adikku, bisa aku terus mengelak sampai aku unggul entah lawanku sependapat ataupun tidak. Aku tak peduli.

Aku :"iya, tapi..." Perkataan ku yang langsung dipotong oleh Rey"Kak, jika Rey ingin pendamping apa itu rakus?" Lanjutnya dengan senyum yang nggak biasa, bisa dipastikan itu senyum kebahagiaan Karena dapat membuatku diam juga senyum sebagai kode.

Black to 20 tahun yang lalu

Rey :"aku ingin jadi orang kaya." Membuat ku sedikit terheran entah kenapa Rey tiba-tiba ngomong seperti itu.

Aku :"kenapa? Orang kaya banyak maksiatnya dan Orang yang berpenyakitan." Jawaban ku.

Rey :"luar boleh kaya tapi dalam tetaplah sederhana." Jawaban nya

Aku :"nggak segampang itu, banyak orang yang kaya dulu ngomong seperti itu akhirnya ya...gitu."

Rey :"pokoknya aku ingin hidup kaya. Kalau kakak?"

Aku :"aku ingin hidup sederhana."

Rey :"bilang kalau mau kaya?" Jawaban nggak terima.

Aku :"nggak. Aku mau hidup sederhana, aku nggak mau jadi kaya!"

Rey :"kenapa? Padahal menjadi kaya enak loh... Apa yang kita mau dapat kita wujudkan."

Aku :"nggak. Nggak semua yang kita mau dapat diwujudkan. Ada kalanya yang menjadi kaya itu sebuah musibah bahkan bencana. Ada juga menjadi kaya itu sebuah kebaikan bahkan membuat disekitarnya senang tapi itu sedikit.

Rey :"dan aku masuk golongan yang kedua itu. Seperti yang aku bilang."

Aku :"nggak semudah itu Rey." Aku diam sebentar memberikan Rey ruang untuk berfikir. "Banyak orang kaya yang jatuh miskin karena dia sakit-sakitan. Dan ingin orang yang kena serangan jantung itu orang kaya, nggak ada ceritanya orang miskin kena serangan jantung." Lanjutku.

Rey "masa sih..." Penuh terheran-heran.

Aku : "coba aja pikirin, dalam dunia nyata bahkan film apa ada orang miskin kena serangan jantung." Rey mulai Setuju dengan pendapat ku tapi dapat dipastikan itu tidak sepenuhnya tergambar jelas dengan raut wajahnya.

Rey :"kenapa begitu?"

Aku :"karena kekayaannya." Aku mulai tersenyum karena ada lampu kuning yang menandakan aku akan berada di lampu hijau.

Rey :"biarlah. Aku akan menjadi orang kaya, tapi tidak akan menjadi orang yang kaya yang jatuh miskin karena kekayaannya."

Aku :"sederhana itu sebetulnya cukup loh... Yang apa yang kita mau sudah ada, kita mau kemana gampang, mau zakat sudah punya harta, mau haji tinggal berangkat, dan menurut kakak mau itu semua itu gampang, simpel nggak perlu kaya." Aku coba memberikan pemahaman tentang kesederhanaan agar Rey sependapat dengan ku.

Rey :"tapi, menjadi kaya itu lebih gampang, dan kalau sederhana seperti itu, bukanya Juga termasuk kaya ya..." Dengan cepat aku menggelengkan kepala.

Aku:"tapi kita juga merasa satu kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi tapi kebutuhan yang lain terpenuhi. Apa itu kaya? Kita mau pergi naik motor nggak naik mobil walaupun ada orang kaya yang naik motor tapi mereka punya mobil kan sedang kan kita tidak! Dan menjadi orang kaya itu susah karena dimana waktu yang kita miliki habis untuk ngurusin dunia saja nggak sempat kita nikmati dunia itu sendiri ujung-ujung Udah tua setruk habis tuh harta." Rey mulai terpengaruh. "Dan banyak teman kakak yang kerja di pabrik yang mengeluh Karena capek dan tidak bisa menikmati gajihnya." Tambah ku.

Rey :"aku nggak mau kaya lah." Masih tersimpan rasa bingung terlihat dari raut wajahnya. "Tapi Rey mau kaya." Lanjutnya. Aku hanya tersenyum melihat kebingungan yang Rey rasakan semua itu tergambar jelas pada wajahnya.

Berbincang itu menghilangkan rasa lelah karena seharian mambantu bapak disawah. Dapat dipastikan dia bermimpi seperti itu Rey tidak mau merasakan yang sekarang Rey rasakan. BerTeduh dibawah pohon yang rindang membuat Rey kantuk dan yang mana pohon ini memberikan kesejukan diwaktu panas disiang hari.

Aku :"ngantuk ya..."

Rey:"capek juga."

Aku :"tidur gih."

Rey : kakak, mau tidur dimana coba hamparan sawah semua?"

Aku :"tuh, kan belum juga kaya tapi mental sudah kaya." Ku gelar sarung yang aku pakai untuk tempat tidur Ray." Rey hanya tersenyum. "Tapi, nanti situ yang nyci ya..."

Rey :"nggeh, Bu nyai. Dasar modus."

Aku :apa?" Bentakku

Rey: "nggak." Dan Rey pun menuju kealam mimpinya



Lanjut

Aku : "jadi maksudnya kode nih" Rey hanya senyum-senyum.

Rey :"do'ain aja kakak dan semuga apa yang Rey rencana dan Rey milik barokah." Timbalnya.

Aku:"amiin."



Komentar

Info

Harta dibalik tembok besar

Hikma yang berharga Sudah mashur kisah antara Nabi Musa yang berguru kepada Nabi Khidir yang mana mereka sama-sama memiliki keilmuan yang tinggi walaupun beda bidang keilmuanya. Nabi Musa yang memiliki keilmuan dibidang Syareat selalu memandang salah apa yang dilakukan oleh Nabi Khidir yang mempunyai ilmu Hakikat. Mulai dari Perusakan Kapal, Pembunuhan Dan Perbaikan tembok yang akan Roboh. Padahal apa yang dilakukan Nabi Khidir adalah yang terbaik untuk kedepanya. Karena Beliau berdua lah kita jadi tau bahwa tidak cukup kita belajar hanya ilmu fiqih saja atau ilmu tasawuf saja karena kedua ilmu ini sama-sama penting untuk dipelajari dan sama-sama penting untuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehari- hari. Disini saya tidak ingin membahas keilmuan Nabi Khidir ataupun Nabi Musa, atau menceritakan kisah keduanya dalam perjalanannya atau dibalik kejadian-kejadian setiap peristiwa yang terjadi diantara beliau berdua. Tapi, disini saya akan membahas apa yang ada dibalik tembok besar dalam k

Bab I'rob

 BAB I'ROB الاعراب هوتغييراواخرالكلم لاختلاف العوامل الدخلةعليهالفظااوتقديرا Yang dimaksud kalam ialah berubahnya akhir dari sebuah kalimat karena beda-bedanya amil yang memasukinya, baik perubahan sejara jelas pada lafadnya maupun dengan perkira-kiraan. Perubahan pada lafad: جاءزيدٌ, رايت زيدًا، مررت بزيدٍ Perubahan dengan perkiraan:جاءالفتٰى، رايت الفتٰى، مررت بالفتٰى واقسمه اربعة رفع ونصب وجزم I'rob terbagi menjdi 4: Rofa, Nasob, Jar dan Jazem. فللاءسماءمنذلك الرفع ونصب والخفض ولاجزم فيها I'rob yang 4 tadi semua bisa mengi'robi kalimat isim kecuali i'rob jazem. فللاءفعلل من ذلك الرفع ونصب والجزم ولاخفض فيها I'rob yang 4 tadi semua bisa mengi'robi kalimat fi'il kecuali i'rob jar. والله اعلم بالصواب

Arti Sebuah Pernikahan

Arti Sebuah Pernikahan Ketahuilah, nikah itu suatu kesunnahan (perbuatan) yang disukai dan pola hidup yang dianjurkan. Karena dengan nikah terjagalah populasi keturunan dan lestarilah hubungan antar manusia. Dalam kitab Qurrotul Uyun ada 5 hukum menikah itu : 1. wajib, apabila takut akan berbuat zinah. 2. sunah, bagi orang yang menginginkan punya keturunan, dan tidak takut akan perbuat zinah. 3. makruh, bagi orang yang tidak mau menikah dan tidak mengharapkan keturunan. 4. mubah, bagi orang yang tidak takut akan berbuat zinah dan tidak mengharapkan keturunan. 5. haram, bagi orang yang membahayakan pasanganya. Dan Nabi Muhammad SAW pernah bersabda tentang keutamaan orang yang berkeluarga dengan yang membujang. yang artinya: "keutamaan orang yang berkeluarga dengan orang yang membujang seperti keutamaan orang yang berjuang dijalan Allah SWT dan orang yang berdiam diri, dan dua rakaat orang yang sudah berkeluarga lebih baik dari pada orang yang masih bujangan." Dengan hadis ters